Hello, Bromo. We Meet Again :)
"Saat itu saya diberi kesempatan untuk mengunjungi Bromo untuk yang kedua kalinya. tepat saat bulan November di era New Normal akibat pandemi Covid - 19."
Apakah Ada Perbedaan saat Kondisi Normal atau New Normal terkait Pandemi?
Sangat, saya jawab sangat berbedaa saat sebelum outbreak pandemi menyerang bumi. yang lebih parahnya lagi, ketika memasuki kawasan atau arena lautan pasir Bromo. Area sangat sepi, bak padang pasir di gurun sahara, sepi sekali, hampir tidak ada orang di arena nya. hanya telihat beberapa penunggang kuda dan beberapa lalu lalang kendaraan bermotor memutari arena lautan pasir Gunung Bomo.
Pandu On The Style |
Pic By Pandu |
***
Perjalanan kali ini saya tempuh melewati Jalur TNBTS Kab. Lumajang - Ranu Pani, bukan melewati Kab.Probolinggo sebagai jalur resmi menuju ke MT. Bromo. Jalur yang kami tempuh menuju MT. Bromo di Kab. Lumajang sedikit terjal, dengan jalur kanan dan kiri jurang dan pemandangan. Namun jangan khawatir jalan yang yang saya lewati telah beraspal dan mejadi jalur belakang menuju Kota Malang. Euforia perjalanan saya melewati jalur ini adalah ketika melewati rumah penduduk di Desa Ranu Pani, melihat secara langsung kegiatan mereka di pagi hari, melihat berbagai aktivitas penduduk Desa serta. "Gak lupa dong mlipir ke Danau Ranu PANE WKWK".
Pict. By Mas Abdu |
Pict. By Mas Abdu |
Pict. By Mas Abdu |
Pemandangan Alam TNBTS Kab. Lumajang Desa Ranu Pane
Menikmati perjalanan yang disuguhkan Alam Ciptaan sang Maha Karya. suguhan keindahan Alam nya me-Refleksikan pikiran memberikan ketenangan, kelegaan perasaan dan efek dopaminenya membuat rasa ketagihan untuk kembali kesana. ke Alam.
Zuzur saja, Saya belum puas rasanya untuk menikmati suguhan keindahan Alam. belum Puas. mengapa? Karena suguhan kesaksian dan bukti keindahan nya memanjakan mata. bukan hanya mata, tetapi Bathin. menenangkan luka Bathin, mengembalikan energi. it's works.
Sebelum memutuskan untuk ke Bromo lagi, saat itu perasaan saya sedang suntuk, gabut dan bingung. "mo Ngapa ya?" - Pikirku.
Tidak ada alasan mengapa saya mengunjungi-nya lagi. karena saat itu saya menginginkan ketenangan bathin. bathin yang pernah terluka.
Difotokan Pandu |
Finally, SunRise Bromo
Tak berasa, pagipun menyapa. saya menuju Sunset Point Bromo. Saat tiba dipertengahan Jalan, saya disuguhkan dengan Golden Hour Versi Pagi hari. Like This!
Cahaya yang dipancarkan berwarna kuning ke emasan, udara yang dingin tak berasa saat matahari mulai menapakkan diri.
Pict By. Abdu |
Pict By. Abdu |
Pict By. Abdu |
Trekking menuju Sunset Point menghabiskan waktu sekitar 45 Menit. ngga berasa sama sekali ketika telah disuguhkan pemandangan yang mencengangkan. MT. Bromo. bonusnya adalah MT. MAHAMERU huuu jadi kapan kesana :') Di Sholawatin Dulu~~
Snipet Pict From Bromo.
IG : Alfiyahrachma
Twitter : Alfiyahrachma
P.S :
Inget ngga yang aku bilang:
menikmati esensi perjalanan, suka, saling komunikasi tanpa hp. ini beneran berlaku dalam segala hal bakalan kerasa, bakalan menikmatinya. serius!
tapi, ketika kalian memiliki waktu untuk jalan jalan bersama teman ya..
percaya deh, kalian akan menikmatinya
BTW, makasih yang teramat dalam. ;)
xoxo,
Alfiyah Rachma
waaaw..
ReplyDelete